PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ENZIM KATALASE
Oleh :
Kelas XII MSc 4
§
Putu Bagus Dharma Putra (02)
§
Dewa Made Irvan Viryadi (03)
§
Ni Wayan Sastraningsih (15)
§
Gusti Ayu Sri Novita Dewi (17)
§
Putu Kris Abi Sanjaya (18)
§
Dewa Gde J. Arjunanta (21)
§
Kiki Adelya (25)
§
Putu Andrean Wiranata (26)
§
Desak Ayu Putri Mahadiani (27)
§
Ni Wayan Bianka Aristania (40)
SMA NEGERI 1 GIANYAR
Jl. Ratna No. 1, Telp. (0361) 943034, Fax.(0361)944073
KABUPATEN GIANYAR
TAHUN 2015/2016
BAB I
PENDAHULAN
A.
Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan
untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan
makanan, memasukkan atau mengeluarkan zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur
sel, merombak struktur–struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi
rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat
zat–zat atau senyawa–senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat
reaksi (aktivator). Senyawa–senyawa yang
mempercepatsuatureaksidikenaldengansebutankatalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang
mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhut ertentu, tanpa mengalami perubahan
atau terpakai oleh reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia
memiliki katalisator yang disebut dengan enzim.Enzim yang tersusun atas protein
dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan
suhu dan energy tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia di dalam tubuh.Jika tidak
terdapat katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan
bagi tubuh makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh
faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam misalnya substansi–substansi genetik
yang dibawa oleh masing–masing enzim.Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar
yang mempengaruhi kerja enzim, dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi
kami untuk melakukan percobaan sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai
contoh (sample).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu
enzim katalase ?
2.
Apa
fungsi enzim katalase ?
3.
Di mana
saja tempat pembentukan enzim katalase?
4.
Bagaimana
pengaruh KOH, HCl, dan suhu terhadap kerja enzim?
C.
Tujuan
1.
Untuk
memahami tentang enzim katalase.
2.
Untuk
memahami fungsi dari enzim katalase.
3.
Untuk
memahami di mana saja tempat pembentukan enzim katalase
4.
Untuk
memahami pengaruh KOH, HCl, dan suhu terhadap kerja enzim katalase.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Metabolisme
Metabolisme merupakan suatau
reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme
tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan
makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat-zat, melakukan
gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur–struktur sel yang tidak dapat
digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi
kimia terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa baik yang sifatnya menghambat
(inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa– senyawa yang
mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat
yang mempercepat laju reaksireaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami
perubahan atau terpakai oleh reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi
tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur
pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Metabolisme yang merupakan reaksi kimia
memiliki katalisator yang disebut dengan enzim.
B.
Enzim
Enzim adalah protein yang
berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk
mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai
salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik.
Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah
bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun
dari bahan anorganik).
Enzim tak hanya ditemukan
dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim
sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah satu
enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif
dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman,
seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan
desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat
yang diikatnya.
C.
Komponen Enzim
Penyusun utama enzim yaitu
molekul yang dinamakan apoenzim. Supaya berfungsi normal, enzim mebutuhkan
komponen lainnya yang dinamakan kofaktor. Kofaktor merupakan komponen
nonprotein yang berupa ion atau molekul.
Menurut ikatannya, kofaktor
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu ion-ion anorganik, ko-enzim, dan gugus
prostetik.
a. Ion-ion anorganik adalah kofaktor yang terikat
dengan substrat kompleks atau enzim sehingga fungsi enzim menjadi lebih
efektif.
b. Ko-enzim ialah kofaktor yang terdiri atas
molekul organik nonprotein yang terikat secara renggang dengan enzim.
c. Gugus prostetik adalah tipe kofaktor yang
umumnya terikat kuat pada enzim, yang berfungsi untuk memberi kekuatan tambahan
terhadap kerja enzim.
Sejumlah kofaktor tidak
berubah pada akhir reaksi, namun terkadang berubah dan terlibat dalam reaksi
lain. Enzim yang terikat bersama dengan kofaktornya dinamakan haloenzim.
D.
Cara Kerja Enzim
Proses dan cara
kerja enzim di dalam tubuh akan menghasilkan senyawa
intermediat dalam reaksi organik dengan
energi rendah. Di awal proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri, namun
kembali ke bentuk semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksikimia dengan cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga
menekan energi aktivasi yang diperlukan tubuh dalam reaksi kimia.Cara kerja
enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu:
1.
Cara kerja enzim - Teori Gembok dan Anak Gembok
Cara kerja enzim sesuai dengan teori ini bisa digambarkan
sebagai berikut.
Gembok memiliki susunan mekanika khusus yang tersembunyi di dalam badan gembok.
Untuk dapat bergerak membuka dan mengunci, formasi mekanika tersebut harus
digerakkan dengan anak gembok yang bentuknya spesifik, sesuai
dengan gemboknya.
Satu anak gembok hanya bisa digunakan untuk menggerakkan
satujenis gembok. Prinsip kerja
gembok-anak gembok ini sangat sesuai dengan gambaran cara kerja enzim beserta
substratnya di dalam tubuh.
2. Cara kerja enzim - Teori
Kecocokan yang Terinduksi
Cara kerja enzim berdasarkan teori ini memang
tidak terlalu mudah dimengerti sebagimana gambaran cara kerja enzim berdasarkan
teori gembok. Teori ini memandang bahwa sisi aktif enzim berbentuk fleksibel.
Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat
substrat memasukinya.
Setelah proses modifikasi selesai, subsrat membentuk kompleks untuk
memulai reaksi kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan
produk yang diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali ke bentuk
semula.
E.
Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
1.
Suhu (temperatur)
Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan
suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat,
sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu
rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada
suhu optimum, yaitu antara 30˚C-40˚C.
2.
Derajat keasaman (pH)
Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada
sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya.
Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki
pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh : enzim amilasebekerja baik pada
pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat
asam).
3.
Aktivator dan Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim
dengan substratnya, misalnya ion klorida yang bekerja pada enzim
amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan
enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk
kompleks enzim-inhibitor.
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :
a.
Inhibitor
kompetitif
Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat, sehingga
molekul tersebut berkompetisi dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif
enzim. Contoh : sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan Hemoglobin
pada rantai akhir respirasi. Inhibitor kompetititf dapat diatasi dengan
penambahan konsentrasi substrat.
b.
Inhibitor
nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada
bagian bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah
sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak
dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
4.
Konsentrasi Enzim
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar
konsentrasi enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi, dengan kata lain
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
5.
Konsentrasi Substrat
Peningkatan konsentransi substrat dapat meningkatkan kecepatan
reaksi bila jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim
berikatan dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzim selanjutnya.
F.
Enzim Katalase
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim
yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi
untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa /
hasil sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim
ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini
bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu
berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu,
enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan
suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas,
karena dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi seperti protein
kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase,
yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya.
Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya
akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta
arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen
peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas
enzim oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang
mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1.
Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa
yang analog dengan substrat.
2.
Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan
satu molekul H2O2 sebagai substrat atau donor elektron dan molekul
H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
2 H2O2 + enzim katalase à 2
H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum
tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada
asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling
efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar
pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim
dengan cepat.
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi
atau rendah. Hal ini disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak
tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya
terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum
menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul
enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk
tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya.
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi
kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula
reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus
dengan kecepatan reaksi.
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap,
kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat.
Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat
tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase
adalah metode eksperimen.
B.
Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium
Biologi SMA Negeri 1 Gianyar.
C.
Waktu Penelitian
Percobaan dilaksanakan pada pukul 10.45-12.15 WITA hari Kamis, 20
Agustus 2015.
D.
Variabel
1.
Variabel terikat :
Banyak gelembung dan nyala bara api
2.
Variabel
bebas : KOH, HCl, dan suhu
3.
Variabel Kontrol : H2O2,
ekstrak jantung, dan ekstrak hati ayam
BAB
VI
PEMBAHASAN
A.
Alat dan Bahan
No.
|
Nama
|
Fungsi
|
1.
|
10 buah tabung reaksi
|
Sebagai wadah larutan yang akan diuji.
|
2.
|
Rak tabung reaksi
|
Sebagai tempat tabung reaksi
|
3.
|
Pipet tetes
|
Untuk mengambil larutan.
|
4.
|
Ekstrak hati ayam
|
Sebagai bahan uji coba.
|
5.
|
Ekstrak jantung ayam
|
Sebagai bahan uji coba.
|
6.
|
H2O2
|
Sebagai bahan uji coba.
|
7.
|
KOH
|
Sebagai bahan uji coba.
|
8.
|
HCl
|
Sebagai bahan uji coba.
|
9.
|
Penangas air
|
Sebagai alat memanaskan air
|
10.
|
Korek api
|
Untuk melihat reaksi api terhadap larutan.
|
B.
Langkah Kerja
No.
|
Langkah Kerja
|
Foto Pengamatan
|
1.
|
Masukkan
2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi + 2 mL H2O2, kemudian amati perubahannya.
| |
2.
|
Masukkan
2 mL ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi + 2 mL H2O2, kemudian amati perubahannya.
|
|
3.
|
Masukkan
2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi + 15 tetes HCl pekat + 2 mL H2O2, kemudian amati perubahannya.
|
|
4.
|
Masukkan
2 mL ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi + 15 tetes HCl pekat + 2 mL H2O2, kemudian amati perubahannya
|
|
5.
|
Masukkan
2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi + 15 tetes KOH atau NaOH 25% + 2 mL H2O2, kemudian amati perubahannya
|
|
6.
|
Masukkan
2 Ml ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi + 15 tetes KOH atau NaOH 25% + 25
Ml H2O2, kemudian amati perubahannya
|
|
7.
|
Masukkan
2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi, kemudian masukkan ke dalam penangas
air + 2 mL H2O2. Amati perubahannya.
|
|
8.
|
Masukkan
2 mL ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan kedalam
penangas air + 2 mL H2O2. Amati perubahannya.
|
|
9.
|
Masukkan
2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung dimasukkan ke dalam
penangas air yang berisi air es + 2 mL H2O2 dan amAti perubahannya
|
|
10.
|
Masukkan
2 ML ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung dimasukkan ke dalam
penangas air yang berisi air es + 2 Ml H2O2 dan amti perubahannya
|
\
|
11.
|
Setiap
selesai satu perlakuan, nyalakan korek api, letakkan di atas setiap mulut
tabung reaksi, kemudian amati perubahannya
|
|
C.
Tabel
Pengamatan
No
|
Pembeda
|
Perubahan Gelembung Gas*)
|
Perubahan Nyala Api*)
|
1
|
Ekstra
hati + H2O2
|
++++
|
++++
|
2
|
Ekstra
jantung + H2O2
|
++
|
++
|
3
|
Ekstra
hati + HCl + H2O2
|
++
|
+
|
4
|
Ekstra
jantung + HCl + H2O2
|
-
|
-
|
5
|
Ekstra
hati + KOH/NaOH + H2O2
|
++
|
++
|
6
|
Ekstra
jantung + KOH/NaOH + H2O2
|
+
|
+
|
7
|
Ekstra
hati + air panas + H2O2
|
++
|
++
|
8
|
Ekstra
jantung + air panas + H2O2
|
+
|
-
|
9
|
Ekstra
hati + air es + H2O2
|
++++
|
++++
|
10
|
Ekstra
jantung + air es + H2O2
|
++
|
++
|
D.
Pengertian
Enzim Katalase
Enzim
katalase terdiri atas 4 gugusan heme. Enzim ini
ada pada tulang, ginjal, membran mukosa dan juga hati. Adapun aktifitas enzim
katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom dan juga sutoplasma.
Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang pada masing-masing
rantainya tersusun atas kurang lebih 500 asam amino. Selain itu, enzim katalase
ini juga mempunyai empat kelompok ehem yang terbentuk dari cincin
protoporphyrin. Cincin ini mengandung atom besi yang tunggal. Adapun berat
molekul tersebut sekitar 118.054,25 gram/mol.
Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan
enzim hidroperoksidase dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida
yang berbahaya. Penumpukan senyawa ini bisa memancing radikal bebas yang jika
tidak diurai akan membuat membran sel di dalam tubuh rusak dan memancing
penyakit semacam kanker dan juga arterosklerosis.
E.
Fungsi
Enzim Katalase
Enzim katalase ini berperan dalam mengurai
senyawa peroksida yanga da du dalam tubuh. Lebih detil, senyawa tersebut
bernama Hidrogen Peroksida atau H2O2. Ia merupakan hasil peranapasan dan
terdapat di dalam sel-sel organisme. H2O2 ini harus dibuang. Pada posisi inilah
enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini akan melakukan serangkaian proses yang
mengurai H2O2
menjadi oksigen dan juga air.
Pada kondisi tertentu, organisme utamanya
manusia bisa saja kekurangan enzim katalase. Kondisi akan akan membawa sejumlah
kerugian terutama yang berkaitan dengan organ yang banyak menyimpan enzim
katalase. Kondisi kurangnya enzim ini akan memicu sejumlah penyakit antara
lain:
1.
Akatalasia, yakni penyakit dimana
seseorang mengalami kelainan pada darahnya sehingga gusi dan bagian mulutnya
mudah terluka. Gejala ini akan muncul semakin sering setelah masa pubertas
tiba. Penyakit ini diturunkan secara genetis.
2.
Penyakit Vitiligo yakni
sejenis penyakit kulit yang gejalanya muncul berupa bercak putih di beberapa bagian
kulit tubuh. Hal ini merupakan indikasi H2O2 di dalam tubuh tidak sebanding dengan enzim katalase.
3.
Rambut beruban. Gejala ini disebabkan
melimpahnya H2O2
dan kurangnya enzim katalase yang
pada akhirnya menghambat produksi melamin yakni pigmen yang menjadi pewarna
alamiah rambut manusia.
F.
Tempat
Pembentukan Enzim Katalase
Di dalam organel, terdapat peroksisom yang mampu menghasilkan enzim
katalase. Enzim katalase adalah sebuah enzim yang terdapat di dalam semua
organel, tetapi dalam jumlah yang berbeda. Enzim ini tak hanya ditemukan
dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai
salah satu komponen metabolismenya, enzim katalase merupakan salah satu enzim
yang terdapat pada tumbuhan. Enzim tersebut berfungsi untuk menetralisir
racun. Enzim katalase ini pada umumnya terdapat di dalam hati, karena
berdasarkan fungsinya, hati termasuk sebagai alat ekskresi, hati membantu
fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan
menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam
amino.
G.
Pengaruh
HCl, KOH, Dan Suhu Terhadap Kerja Enzim Katalase
1. Ekstrak hati ditambah H2O2
(hidrogen
peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara dalam
jumlah banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam
hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan dupa
membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak jantung ditambah H2O2
(hidrogen
peroksida)
Jantung ayam saat ditetesi dengan H2O2, keadaan gelembung yang dihasilkan sedang, dan
keadaan bara api menyala sedang. Hal tersebut dikarenakan H2O2
bereaksi dengan enzim katalase yang terdapat di
dalam jantung, dibuktikan dengan adanya gelembung dan nyala bara api yang
ditimbulkan. Sehingga enzim katalase juga terdapat di dalam organ jantung.
3.
Ekstrak hati ditambah HCl dan
H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara sedang ketika dimasukkan
bara api ke dalamnya terjadi nyala api sedang. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
4.
Ekstrak jantung ditambah HCl
dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam
keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan
bara api ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini disebabkan karena protein
di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak
dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
5.
Ekstrak hati ditambah KOH dan
H2O2
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat
ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2
ternyata terbentuk gelembung udara
yang sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api sedang. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi
terlalu basa.
6.
Ekstrak jantung ditambah KOH
dan H2O2
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat
ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2
ternyata terbentuk sedikit gelembung udara,
saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api kecil. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
7.
Ekstrak hati dididihkan
kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara yang sedang dan saat bara api dimasukkan ke
dalamnya juga timbul nyala api sedang.
Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di
ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 secara optimal.
8.
Ekstrak jantung dididihkan
kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul sedikit gelembung dan saat bara api
dimasukkan ke dalamnya tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein
di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak
dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
9.
Ekstrak hati dimasukkan
kedalam Es di tambah H2O2
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan gelembung udara sangat banyak saat bara api
di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api terang.
10.
Ekstrak jantung dimasukkan
kedalam Es di tambah H2O2
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan gelembung udara sedang. Saat bara api di
masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api sedang.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi
H2O dan O2 , dimana kerjanya dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu suhu dan pH. Enzim katalase akan rusak apabila berada
pada suhu 50˚C dan pH
terlalu asam maupun terlalu basa. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya
gelembung dan nyala bara api.
Dimana semakin banyak gelembung gas dan semakin terang nyala bara
api berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya
karena salah satu kerja enzim yaitu sebagai katalisator/pemercepat reaksi.
B.
Saran
Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan praktikum ini agar
kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja
enzim. Seperti pada percobaan no. 9 dan 10 seharusnya tidak ada gelembung yang
terbentuk dan tidak terjadi nyala. Tetapi, pada percobaan kami terbentuk banyak
gelembung dan nyala api besar. Hal ini terjadi karena es sudah mencair sehingga
data yang diperoleh tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar