JUDUL : (EKSKRESI) PEMERIKSAAN URIN
TUJUAN : Untuk mengetahui pH
urine dan adanya protein, gula, dan klorida dalam urine.
DASAR
TEORI :
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinisasi. Pembentukan urin dalam ginjal terjadi dalam tiga proses, yakni
filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi
(pengumpulan). Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama akan
berwarna kuning keruh. Urin akan berbau amonia bila dibiarkan agak lama. pH
urin berkisar antara 4,8 – 7,5. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut
berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Materi
yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Penyakit yang disebabkan oleh
gangguan sistem ekskresi antara lain :
·
Glukosaria : penyakit yang
ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit glukosuria sering juga disebut
dengan penyakit gula atau Kencing manis (Diabetes mellitus).
·
Hematuria : penyakit yang
ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan
adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu
ginjal
·
Albuminuria
:
penyakit yang ditujukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam
urine. Penyebabnya yaitu karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.
ALAT DAN BAHAN
1. Tabung
reaksi
2.
Rak tabung reaksi
3.
Pipet tetes
4.
Gelas ukur 100 cc
5.
Penjepit tabung
6.
Pembakar spiritus
7.
Korek api
8.
Kertas lakmus
9.
Urin
10. Larutan
AgNO3 5%
11. Larutan
biuret
12. Larutan
benedict (fehling A, B)
CARA KERJA :
A.
Mengukur
pH
1.
Masukkan kertas indikator universal ke
dalam urine dan amati perubahan warnanya.
2.
Cocokkan warnanya dengan standar pH
3.
Berapa pH urin dan apa artinya?
Ø pH
urin 7. Berarti urin normal.
B.
Mengenal
Bau Amonia dari Hasil Penguraian Urea dalam Urine
1.
Masukkan 1 ml urine ke dalam tabung
reaksi, kemudian panaskan di atas nyala lampu spiritus.
2.
Bagaimanakah baunya?
Ø Berbau
amoniak atau bau pesing.
C.
Mengenal Kandungan Klor
1.
Masukkan 2 ml urine ke dalam tabung
reaksi, tambahkan 5 tetes AgNO3 5%!
2.
Apakah yang terjadi dan apa baunya?
Ø Urin
berubah menjadi putih dan terdapat sedikit endapan. Berarti urin mengandung
klor (Cl).
D.
Uji
Glukosa
1.
Isilah tabung reaksi dengan 1 ml urine,
kemudian tambahkan 5 tetes larutan benedict, lalu panaskan pada lampu spiritus.
2.
Amati apakah yang terjadi? Jelaskan!
Ø Urin
berubah warna menjadi coklat muda. hal itu berarti urin tidak mengandung
glukosa dan urin tergolong normal.
E.
Uji
Protein
1.
Isilah tabung reaksi dengan 1 ml urin,
kemudain tambahkan 5 tetes larutan biuret.
2.
Amati perubahan yang terjadi!
TABEL
HASIL PENGAMATAN
No.
|
Nama
Kegiatan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Mengukur pH
|
pH urin 7
|
2.
|
Mengenal bau amonia dari hasil
penguraian urea dalam urin
|
Urin berbau amonia (bau pesing)
|
3.
|
Mengenal kandungan klor
(Perubahan setelah ditetesi AgNO3)
|
Urin yang semula berwarna
kuning berubah menjadi putih keruh. Pada dasar tabung reaksi juga terdapat
endapan tipis.
|
4.
|
Uji Glukosa (Perubahan setelah
ditetesi benedict)
|
Warna urin coklat muda, maka di
dalam urin tidak mengandung glukosa.
|
5.
|
Uji Protein (Perubahan setelah
ditetesi biuret)
|
Seteleh dibiarkan selama 5
menit, tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu pada urin, maka urine
tersebut tidak mengandung protein.
|
HASIL
PEMBAHASAN
Secara kimiawi
kandungan zat dalam urin diantaranya adalah air, garam, urea, empedu, dan
ion-ion elektrolit seperti Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg.
pH
Urin Normal
Urin normal memiliki kisaran pH
antara 5-7 sehingga bisa disebut sedikit asam. Hal ini bergantung pada
konsumsi. Urin lebih asam jika banyak mengkonsumsi protein, sebaliknya bagi
vegetarian urin akan bersifat basa. Untuk mengukurnya bisa digunakan kertas
indikator universal dan mencocokkannya dengan warna standar pH. Apabila pH
urine dibawah 6 maka urine tersebut tergolong tidak normal atau dehidrasi
(kekurangan air) dan sebaliknya, jika pH urine diatas 6 maka urine tersebut tergolong
normal atau bebas dari dehidrasi.
Bau
pada Urin
Jika urin berasal dari ginjal dan
saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan
hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja beberapa saat setelah
meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di
dalam urin dan menghasilkan bau yang khas terutama bau amonia yang dihasilkan
dari urea. Inilah yang sering kita sebut bau pesing.
Kandungan
Klor pada Urin
Untuk mengetahui kandungan klor
pada urin, dilakukan dengan cara meneteskan AgNO3. Pada urin normal,
setelah ditetesi AgNO3, urin yang semula berwarna kuning berubah
menjadi putih keruh. Pada dasar tabung reaksi juga terdapat endapan tipis.
Sehingga dapat dikatakan urin mengandung klorida dan masih termasuk dalam
jumlah normal. Namun, apabila dalam urin terdapat endapan putih yang berlebihan
maka, orang yang memiliki urin tersebut dapat didiagnosa memiliki penyakit batu
ginjal.
Kandungan
Glukosa pada Urin
Pada urin normal, seharusnya
dalam urin tidak lagi ada glukosa karena glukosa sudah diserap kembali pada
proses reabsorpsi. Jika ada maka inilah indikator penderita diabetes melitus.
Ada tidaknya glukosa dapat diuji dengan menambahkan benedict pada urin.
Kemudian memanaskannya. Pada percobaan yang telah dilakukan, urin yang semula
berwarna kuning, setelah dipanaskan tidak mengalami perubahan warna. Hal itu
berarti urin tersebut tidak mengandung glukosa. Akan tetapi, apabila setelah
dipanaskan, terdapat endapan berwarna merah bata, maka pemilik urin terdiagnosa
penyakit diabetes mellitus.
Kandungan
Protein pada Urin
Pada urin normal,
seharusnya tidak ada protein. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein
dalam urin, dilakukan denga cara meneteskan larutan biuret. Apabila pada urin
tersebut tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka didalam urine
tersebut tidak mengandung protein. Sebaliknya apabila terjadi perubahan warna
menjadi ungu, maka didalam urine tersebut mengandung protein, hal ini
menunjukan bahwa orang yang memiliki urine tersebut menderita penyakit
Albuminuria.
JAWABAN
PERTANYAAN :
1. Apa yang menyebabkan jika di dalam
urin mengandung glukosa maupun protein?
Jawab
: urin dapat mengandung glukosa maupun urin karena terjadi gangguan pada sistem
ekskresi. Mengandung glukosa karena gangguan pada proses reabsorpsi karena
seharusnya pada proses itu glukosa diserap kembali. Mengandung protein karena
gangguan pada proses filtrasi karena seharusnya protein tidak bisa melewati
glomelurus karena molekul protein yang besar.
2. Apa saja yang terkandung didalam
urin orang yang sehat?
Jawab
: urin orang yang sehat mengandung air, garam, urea, empedu,
dan ion-ion elektrolit seperti Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg.
3. Sebutkan 4 gangguan yang terjadi
pada ginjal!
Jawab :
glukosaria, albuminuria, hematuria, dan batu ginjal.
KESIMPULAN
Dari
beberapa kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Urine
dapat digunakan sebagai indikator, apakah ginjal kita dapat berfungsi dengan
baik atau ginjal kita sedang mengalami kerusakan.
2.
pH
urine normal berkisar antara 5-8.
3.
Urin
yang normal akan berbau amoniak karena bakteri akan mengkontaminasi urin dan
mengubah zat-zat di dalam urin menghasilkan bau yang khas.
4.
Pada
urin normal, setelah ditetesi AgNO3, urin yang semula berwarna kuning
berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih tipis di dasar tabung.
Hal ini membuktikan bahwa terdapat klor pada urin.
5.
Urin
normal tidak berubah warna pada saat ditetesi dengan benedict dan dipanaskan.
Jika urin berubah warna menjadi merah bata, maka urin mengandung glukosa.
6.
Apabila
tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka didalam urine tersebut tidak
mengandung protein. Sebaliknya apabila terjadi perubahan warna menjadi ungu,
maka didalam urine tersebut mengandung protein, hal ini menunjukan bahwa orang
yang memiliki urine tersebut menderita penyakit Albuminuria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar