I.
JUDUL PRAKTIKUM : MEMPERKIRAKAN pH LARUTAN
II.
TUJUAN PRAKTIKUM :
Memperkirakan pH suatu larutan
elektrolit yang tidak dikenal. Berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan
warna berbagai indikator asam dan basa.
III.
DASAR TEORI :
Teori
asam-basa pertama kali dikemukakan oleh Lavoisier. Ia menyatakan bahwa asam
adalah zat yang mengandung oksigen. Teori ini dianggap masih kurang sehingga
Arrhenius ikut mengemukakan teori. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai
menjadi ion OH.
Teori
selanjutnya dikemukakan oleh Brownsted-Lowry yang menghubungkan asam-basa
dengan serah-terima proton. Asam adalah senyawa yang memberikan proton,
sementara basa adalah senyawa yang menerima proton. Teori terakhir adalah teori
dari Lewis. Menurutnya, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dan
basa adalah senyawa yang memberi pasangan elektron.
Derajat
keasaman atau sering disebut pH memiliki nilai dalam kisaran 1-14. Nilai pH
1-6.9 bersifat asam, 7 netral, dan 7.1-14 bersifat basa. Untuk
mengetahui pH dari suatu larutan, bisa digunakan indikator seperti kertas lakmus, metil merah,
metil jingga, bromtimol biru, dan fenolftalein.
Indikator
|
Perubahan warna
|
Trayek pH
|
Bromtimol Biru
|
Kuning-Biru
|
6,0 – 7,6
|
Fenolftalein
|
Tak berwarna-Merah
|
8,3 – 10
|
Metil Jingga
|
Merah-Kuning
|
3,1 – 4,4
|
Metil Merah
|
Merah-Kuning
|
4,4 – 6,2
|
IV.
RUMUSAN MASALAH :
1.
Bagaimana
cara mengetahui pH suatu larutan?
2.
Bagaimana
hubungan antara trayek perubahan warna brbagai indikator dengan harga pH? Dan
apa artinya?
V.
HIPOTESIS :
1. Perkiraan
harga pH suatu larutan dapat dikethui dengan cara menguji dengan indikator
tunggal seperti kertas lakmus, metil merah, metil jingga, bromtimol biru, dan
fenolftalein.
2. Larutan
yang bersifat asam memiliki pH < 7. Larutan netral memiliki pH 7. Dan
larutan basa memiliki pH > 7.
VI.
ALAT DAN BAHAN :
1.
Plat
tetes 1 buah.
2.
Pipet
tetes 5 buah.
3.
Larutan
elektrolit A, B, C, dan D.
4.
Kertas
lakmus biru dan merah.
5.
Metil
Jingga (MJ)
6.
Metil
Merah (MM)
7.
Bromtimol
Biru (BTB)
8.
Fenolftalein
(PP)
VII. CARA KERJA :
Cara kerja: I
1.
Pada
plat tetes isikan setengah lekukan dengan larutan elektrolit A, kemudian
celupkan :
a.
Sepotong
kertas lakmus merah
b.
Sepotong
kertas lakmus biru
c.
Catat
hasil pengamatan sesuai dengan tabel pada tabel data pengamatan.
Cara kerja : II
Isilah setengah lekukan larutan
elektrolit A ke dalam masing-masing plat tetes dan tambahkan tiga tetes larutan
indikator pada setiap plat tetes, yaitu :
a.
Metil
jingga pada lekukan 1 plat tetes
b.
Metil
merah pada lekukan 2 plat tetes
c.
Bromtimol
biru pada lekukan 3 plat tetes.
d.
Fenolftalein
pada lekukan 4 plat tetes.
e.
Lakukan
pemeriksaan yang sama terhadap larutan-larutan elktrolit yang lain.
f.
Catat
pengamatan anda dan perkirakan pH larutan A sampai D.
VIII. TABEL DATA PENGAMATAN :
Tabel Hasil Pengamatan 1 :
No.
|
Larutan
|
Indikator
|
|||
Lakmus merah
|
Lakmus biru
|
||||
Warna
|
Sifat
|
Warna
|
Sifat
|
||
1.
|
A
|
Biru
|
Basa
|
Biru
|
Basa
|
2.
|
B
|
Biru
|
Basa
|
Biru
|
Basa
|
3.
|
C
|
Merah
|
Asam
|
Merah
|
Asam
|
4.
|
D
|
Merah
|
Netral
|
Biru
|
Netral
|
Tabel Hasil Pengamatan 2 :
No.
|
Larutan
|
Metil
Jingga
|
Metil
Merah
|
Bromtimol
Biru
|
Fenolftalein
|
Perkiraan
Harga Ph
|
|
1.
|
A
|
Warna
Indikator
|
Jingga
(≥ 4.4)
|
Kuning
(≥ 6.2) |
Biru
(≥ 7.6)
|
Merah
(≥ 10)
|
pH ≥ 10
(Basa)
|
2.
|
B
|
Warna
Indikator
|
Jingga
(≥ 4.4)
|
Kuning
(≥ 6.2)
|
Biru
(≥ 7.6)
|
Merah
(≥ 10)
|
pH ≥ 10
(Basa)
|
3.
|
C
|
Warna
Indikator
|
Merah
(≤ 3.1)
|
Merah
(≤ 4.4)
|
Kuning
(≤ 6.0)
|
Tidak
Berwarna
(≤ 8.3)
|
pH ≤ 3.1
(Asam)
|
4.
|
D
|
Warna Indikator
|
Jingga
(≥ 4.4)
|
Kuning
(≥ 6.2)
|
Hijau
(6.0 - 7.6)
|
Putih
≤ 8.3
|
6.2 ≤ pH ≤ 7.6
(Garam/Netral)
|
IX.
PEMBAHASAN :
a.
Larutan
A
Berdasarkan hasil praktikum, saat
diuji dengan kertas lakmus. Larutan A menyebabkan kertas lakmus merah berubah
menjadi biru dan lakmus biru tetap menjadi biru. Sehingga dapat dikatakan bahwa
larutan A bersifat basa.
Untuk mengetahui perkiraan harga pH
larutan A digunakan indikator seperti metil jingga, metil merah, bromtimol
biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh hasil berikut.
Jadi, perkiraan harga pH larutan A
adalah pH ≥ 10
b.
Larutan
B
Berdasarkan
hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan B menyebabkan kertas
lakmus merah berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap menjadi biru. Sehingga
dapat dikatakan bahwa larutan A bersifat basa.
Untuk
mengetahui perkiraan harga pH larutan A digunakan indikator seperti metil
jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh hasil
berikut.
Jadi, perkiraan harga pH larutan B
adalah pH ≥ 10
c.
Larutan
C
Berdasarkan
hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan C menyebabkan kertas
lakmus merah tetap berwarna merah dan lakmus biru berubah warna menjadi merah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan C bersifat asam.
Untuk
mengetahui perkiraan harga pH larutan A digunakan indikator seperti metil
jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh hasil
berikut.
Jadi, perkiraan harga pH larutan C
adalah pH ≤ 3.1
d.
Larutan
D
Berdasarkan
hasil praktikum, saat diuji dengan kertas lakmus. Larutan D menyebabkan kertas
lakmus merah tetap berwarna merah dan lakmus biru tetap berwarna biru. Sehingga
dapat dikatakan bahwa larutan D bersifat netral.
Untuk
mengetahui perkiraan harga pH larutan D digunakan indikator seperti metil
jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein sehingga diperoleh hasil
berikut.
Jadi, perkiraan harga pH larutan D
adalah 6.2 ≤ pH ≤ 7.6
X.
JAWABAN PERTANYAAN :
1.
Berdasarkan
data tersebut, tentukan sifat dan kisaran pH larutan A, B, C, D, dan E dengan
melukiskan!
Jawab :
Larutan A pH ≥ 10 (Basa) Larutan A pH ≥ 10 (Basa)
Larutan C pH ≤ 3.1 (Asam) Larutan
D 6.2 ≤ pH ≤ 7.6
(Garam/Netral)
2.
Apabila setelah
diperiksa dengan lakmus, indikator manakah yang sebetulnya tidak perlu
digunakan dalam pemeriksaan lebih lanjut terhadap :
a.
Larutan
A c. Larutan C
b.
Larutan
B d. Larutan D
Jawab :
a.
Larutan
A => Metil Merah dan Metil Jingga. Karena harga pH pada indikator Metil
Merah dan Metil Jingga termasuk asam, jadi tidak bisa dijadikan acuan perkiraan
harga pH larutan A yang merupakan basa setelah diperiksa dengan lakmus.
b.
Larutan
B => Metil Merah dan Metil Jingga. Karena harga pH pada indikator Metil
Merah dan Metil Jingga termasuk asam, jadi tidak bisa dijadikan acuan perkiraan
harga pH larutan B yang merupakan basa setelah diperiksa dengan lakmus.
c.
Larutan
C => Fenolftalein. Karena harga pH pada indikator fenolftalein sudah
termasuk basa, jadi tidak bisa dijadikan sebagai acuan perkiraan harga pH
larutan C yang merupakan asam setelah diperiksa dengan lakmus.
d.
Larutan
D => Metil Jingga dan Fenolftalein. Karena harga pH pada indikator Metil
Jingga semuanya termasuk asam, sedangkan harga pH pada Fenolftalein semuanya
sudah termasuk basa. Jadi, tidak bisa dijadikan sebagai acuan perkiraan harga
pH larutan D yang merupakan garam atau netral setelah diperiksa dengan kertas
lakmus.
3.
Sebutkan
variable bebas dan variable terikat dalam praktikum tersebut!
Jawab :
Variable bebas yaitu
larutan A, B, C, dan D
Variable terikat yaitu
meti jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenoftalein.
4.
Apa
tujuan dari praktikum tersebut?
Jawab :
Tujuan praktikum pH
larutan dengan menggunakan beberapa indikator adalah agar perkiraan harga pH
larutan dapat diketahui dengan lebih jelas. Selain itu juga, dapat dijadikan
acuan apakah larutan tersebut merupakan asam kuat atau asam lemah dan basa kuat
atau basa lemah.
XI.
KESIMPULAN :
Dari percobaan diatas, dapat
menyimpulkan bahwa ada beberapa cara untuk memperkirakan pH suatu larutan
elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan
berbagai indikator yaitu:
a.
Kertas
lakmus. Dengan kertas lakmus dapat mengetahui apakah larutan yang diuji
termasuk asam atau basa. Dan diperoleh data seperti pada tabel data pengamatan
1.
b. Indikator
Metil Merah, Metil Jingga, Bromtimol Biru, Fenolftalein. Dengan keempat indikator
tersebut dapat mengetahui perkiraan harga pH larutan yang diuji. Dan diperoleh
data seperti pada tabel pengamatan 2.
Ka, cara bikin grafiknya gimana?
BalasHapus