Rabu, 03 Februari 2016

Laporan Praktikum Enzim Katalase


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
 

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
ENZIM KATALASE


Oleh :
Kelas XII MSc 4

§   Putu Bagus Dharma Putra     (02)
§   Dewa Made Irvan Viryadi    (03)
§   Ni Wayan Sastraningsih       (15)
§   Gusti Ayu Sri Novita Dewi  (17)
§   Putu Kris Abi Sanjaya           (18)
§   Dewa Gde J. Arjunanta         (21)
§   Kiki Adelya                            (25)
§   Putu Andrean Wiranata        (26)    
§   Desak Ayu Putri Mahadiani (27)
§   Ni Wayan Bianka Aristania (40)



SMA NEGERI 1 GIANYAR
Jl. Ratna No. 1, Telp. (0361) 943034, Fax.(0361)944073
KABUPATEN  GIANYAR
TAHUN 2015/2016


BAB I
PENDAHULAN

A.       Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkan zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur–struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat–zat atau senyawa–senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa–senyawa yang mempercepatsuatureaksidikenaldengansebutankatalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhut ertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan enzim.Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energy tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia di dalam tubuh.Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam misalnya substansi–substansi genetik yang dibawa oleh masing–masing enzim.Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja enzim, dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan percobaan sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh (sample).

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa itu enzim katalase ?
2.      Apa fungsi enzim katalase ?
3.      Di mana saja tempat pembentukan enzim katalase?
4.      Bagaimana pengaruh KOH, HCl, dan suhu terhadap kerja enzim?

C.       Tujuan

1.      Untuk memahami tentang enzim katalase.
2.      Untuk memahami fungsi dari enzim katalase.
3.      Untuk memahami di mana saja tempat pembentukan enzim katalase
4.      Untuk memahami pengaruh KOH, HCl, dan suhu terhadap kerja enzim katalase.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.        Metabolisme
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat-zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur–struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa– senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksireaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan enzim.

B.        Enzim

Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya.
C.        Komponen Enzim
Penyusun utama enzim yaitu molekul yang dinamakan apoenzim. Supaya berfungsi normal, enzim mebutuhkan komponen lainnya yang dinamakan kofaktor. Kofaktor merupakan komponen nonprotein yang berupa ion atau molekul.
Menurut ikatannya, kofaktor dibedakan menjadi 3 macam, yaitu ion-ion anorganik, ko-enzim, dan gugus prostetik.
a.       Ion-ion anorganik adalah kofaktor yang terikat dengan substrat kompleks atau enzim sehingga fungsi enzim menjadi lebih efektif.
b.      Ko-enzim ialah kofaktor yang terdiri atas molekul organik nonprotein yang terikat secara renggang dengan enzim.
c.       Gugus prostetik adalah tipe kofaktor yang umumnya terikat kuat pada enzim, yang berfungsi untuk memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim.
Sejumlah kofaktor tidak berubah pada akhir reaksi, namun terkadang berubah dan terlibat dalam reaksi lain. Enzim yang terikat bersama dengan kofaktornya dinamakan haloenzim.

D.        Cara Kerja Enzim       

Proses dan cara kerja enzim di dalam tubuh akan menghasilkan senyawa intermediat dalam reaksi organik dengan energi rendah. Di awal proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri, namun kembali ke bentuk semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksikimia dengan cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga menekan energi aktivasi yang diperlukan tubuh dalam reaksi kimia.Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu:

1.      Cara kerja enzim - Teori Gembok dan Anak Gembok
Cara kerja enzim sesuai dengan teori ini bisa digambarkan sebagai berikut.
Gembok memiliki susunan mekanika khusus yang tersembunyi di dalam badan gembok. Untuk dapat bergerak membuka dan mengunci, formasi mekanika tersebut harus digerakkan dengan anak gembok yang bentuknya spesifik, sesuai dengan gemboknya.
Satu anak gembok hanya bisa digunakan untuk menggerakkan satujenis gembok. Prinsip kerja gembok-anak gembok ini sangat sesuai dengan gambaran cara kerja enzim beserta substratnya di dalam tubuh.



2.      Cara kerja enzim - Teori Kecocokan yang Terinduksi


Cara kerja enzim berdasarkan teori ini memang tidak terlalu mudah dimengerti sebagimana gambaran cara kerja enzim berdasarkan teori gembok. Teori ini memandang bahwa sisi aktif enzim berbentuk fleksibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat substrat memasukinya.
Setelah proses modifikasi selesai, subsrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula.

E.   Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
1.      Suhu (temperatur)
Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 30˚C-40˚C.
2.      Derajat keasaman (pH)
Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh : enzim amilasebekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).
3.      Aktivator dan Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya, misalnya ion klorida yang bekerja pada enzim amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor.
Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :

a.      Inhibitor kompetitif
Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat, sehingga molekul tersebut berkompetisi dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif enzim. Contoh : sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan Hemoglobin pada rantai akhir respirasi. Inhibitor kompetititf dapat diatasi dengan penambahan konsentrasi substrat.
b.      Inhibitor nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada bagian bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
4.      Konsentrasi Enzim 
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, makin besar konsentrasi enzim makin tinggi pula kecepatan reaksi, dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
5.      Konsentrasi Substrat 
Peningkatan konsentransi substrat dapat meningkatkan kecepatan reaksi bila jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim berikatan dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim selanjutnya.

F.         Enzim Katalase
     
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
1.      Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat.
2.      Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat atau donor elektron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.

2 H2O2 + enzim katalase à 2 H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.  Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7).  Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.  Hal ini disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim.


















BAB III
METODE PENELITIAN

A.        Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode eksperimen.

B.        Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Gianyar.

C.        Waktu Penelitian
Percobaan dilaksanakan pada pukul 10.45-12.15 WITA hari Kamis, 20 Agustus 2015.

D.        Variabel
1.      Variabel  terikat    : Banyak gelembung dan nyala bara api
2.      Variabel bebas       : KOH, HCl, dan suhu
3.      Variabel Kontrol    : H2O2, ekstrak jantung, dan ekstrak hati ayam














BAB VI
PEMBAHASAN

A.        Alat dan Bahan

No.
Nama
Fungsi
1.
10 buah tabung reaksi



Sebagai wadah larutan yang akan diuji.
2.
Rak tabung reaksi


Sebagai tempat tabung reaksi
3.
Pipet tetes


Untuk mengambil larutan.
4.
Ekstrak hati ayam



Sebagai bahan uji coba.
5.
Ekstrak jantung ayam


Sebagai bahan uji coba.
6.
H2O2


Sebagai bahan uji coba.
7.
KOH


Sebagai bahan uji coba.
8.
HCl


Sebagai bahan uji coba.
9.
Penangas air





Sebagai alat memanaskan air
10.
Korek api


Untuk melihat reaksi api terhadap larutan.

B.        Langkah Kerja  

No.
Langkah Kerja
Foto Pengamatan
1.
Masukkan 2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi + 2 mL H2O2,  kemudian amati perubahannya.








 

2.
Masukkan 2 mL ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi + 2 mL H2O2,  kemudian amati perubahannya.



3.
Masukkan 2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi + 15 tetes HCl pekat + 2 mL H2O2,   kemudian amati perubahannya.


4.
Masukkan 2 mL ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi + 15 tetes HCl pekat + 2 mL H2O2,   kemudian amati perubahannya

5.
Masukkan 2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi + 15 tetes KOH atau NaOH 25% + 2 mL H2O2,    kemudian amati perubahannya



6.
Masukkan 2 Ml ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi + 15 tetes KOH atau NaOH 25% + 25 Ml H2O2,   kemudian amati perubahannya



7.
Masukkan 2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi, kemudian masukkan ke dalam penangas air + 2 mL H2O2. Amati perubahannya.



8.
Masukkan 2 mL ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan kedalam penangas air + 2 mL H2O2. Amati perubahannya.




9.
Masukkan 2 mL ekstrak hati ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung dimasukkan ke dalam penangas air yang berisi air es + 2 mL H2O2    dan amAti perubahannya



10.
Masukkan 2 ML ekstrak jantung ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung dimasukkan ke dalam penangas air yang berisi air es + 2 Ml H2O2  dan amti perubahannya

\


11.
Setiap selesai satu perlakuan, nyalakan korek api, letakkan di atas setiap mulut tabung reaksi, kemudian amati perubahannya




C.        Tabel Pengamatan
No
Pembeda
Perubahan Gelembung Gas*)
Perubahan Nyala Api*)
1
Ekstra hati + H2O2
++++
++++
2
Ekstra jantung + H2O2
++
++
3
Ekstra hati + HCl + H2O2
++
+
4
Ekstra jantung + HCl + H2O2
-
-
5
Ekstra hati + KOH/NaOH + H2O2
++
++
6
Ekstra jantung + KOH/NaOH + H2O2
+
+
7
Ekstra hati + air panas + H2O2
++
++
8
Ekstra jantung + air panas + H2O2
+
-
9
Ekstra hati + air es + H2O2
++++
++++
10
Ekstra jantung + air es + H2O2
++
++

D.        Pengertian Enzim Katalase
Enzim katalase terdiri atas 4 gugusan heme. Enzim ini ada pada tulang, ginjal, membran mukosa dan juga hati. Adapun aktifitas enzim katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom dan juga sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang pada masing-masing rantainya tersusun atas kurang lebih 500 asam amino. Selain itu, enzim katalase ini juga mempunyai empat kelompok ehem yang terbentuk dari cincin protoporphyrin. Cincin ini mengandung atom besi yang tunggal. Adapun berat molekul tersebut sekitar 118.054,25 gram/mol.
Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim hidroperoksidase dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa ini bisa memancing radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat membran sel di dalam tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker dan juga arterosklerosis. 






E.         Fungsi Enzim Katalase
Enzim katalase ini berperan dalam mengurai senyawa peroksida yanga da du dalam tubuh. Lebih detil, senyawa tersebut bernama Hidrogen Peroksida atau H2O2. Ia merupakan hasil peranapasan dan terdapat di dalam sel-sel organisme. H2O2 ini harus dibuang. Pada posisi inilah enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini akan melakukan serangkaian proses yang mengurai H2O2 menjadi oksigen dan juga air. 
Pada kondisi tertentu, organisme utamanya manusia bisa saja kekurangan enzim katalase. Kondisi akan akan membawa sejumlah kerugian terutama yang berkaitan dengan organ yang banyak menyimpan enzim katalase. Kondisi kurangnya enzim ini akan memicu sejumlah penyakit antara lain: 
1.      Akatalasia, yakni penyakit dimana seseorang mengalami kelainan pada darahnya sehingga gusi dan bagian mulutnya mudah terluka. Gejala ini akan muncul semakin sering setelah masa pubertas tiba. Penyakit ini diturunkan secara genetis.
2.      Penyakit Vitiligo yakni sejenis penyakit kulit yang gejalanya muncul berupa bercak putih di beberapa bagian kulit tubuh. Hal ini merupakan indikasi H2O2 di dalam tubuh tidak sebanding dengan enzim katalase.
3.      Rambut beruban. Gejala ini disebabkan melimpahnya H2O2 dan kurangnya enzim katalase yang pada akhirnya menghambat produksi melamin yakni pigmen yang menjadi pewarna alamiah rambut manusia.

F.         Tempat Pembentukan Enzim Katalase

Di dalam organel, terdapat peroksisom yang mampu menghasilkan enzim katalase. Enzim katalase adalah sebuah enzim yang terdapat di dalam semua organel, tetapi dalam jumlah yang berbeda. Enzim ini tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya, enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim tersebut berfungsi untuk menetralisir racun. Enzim katalase ini pada umumnya terdapat di dalam hati, karena berdasarkan fungsinya, hati termasuk sebagai alat ekskresi, hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.










G.        Pengaruh HCl, KOH, Dan Suhu Terhadap Kerja Enzim Katalase

1.      Ekstrak hati ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara dalam jumlah banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan dupa membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).


2.      Ekstrak jantung ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Jantung ayam saat ditetesi dengan H2O2, keadaan gelembung yang dihasilkan sedang, dan keadaan bara api menyala sedang. Hal tersebut dikarenakan H2O2 bereaksi dengan enzim katalase yang terdapat di dalam jantung, dibuktikan dengan adanya gelembung dan nyala bara api yang ditimbulkan. Sehingga enzim katalase juga terdapat di dalam organ jantung.

3.      Ekstrak hati ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara sedang ketika dimasukkan bara api ke dalamnya terjadi nyala api sedang. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.

4.      Ekstrak jantung ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

5.      Ekstrak hati ditambah KOH dan H2O2
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung  udara yang sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api sedang. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.

6.      Ekstrak jantung ditambah KOH dan H2O2
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.  Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk sedikit gelembung  udara, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api kecil. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.

7.      Ekstrak hati dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara yang sedang  dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya juga timbul  nyala api sedang. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 secara optimal.

8.      Ekstrak jantung dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul sedikit gelembung dan saat bara api dimasukkan  ke dalamnya tidak timbul  nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

9.      Ekstrak hati dimasukkan kedalam Es di tambah H2O2
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan gelembung udara sangat banyak saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api terang.

10.  Ekstrak jantung dimasukkan kedalam Es di tambah H2O2
Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah H2O2, ternyata menimbulkan gelembung udara sedang. Saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api sedang.































BAB V
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2 , dimana kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu dan pH. Enzim katalase akan rusak apabila berada pada suhu 50˚C dan pH terlalu asam maupun terlalu basa. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung dan nyala bara api.
Dimana semakin banyak gelembung gas dan semakin terang nyala bara api berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya karena salah satu kerja enzim yaitu sebagai katalisator/pemercepat reaksi.

B.        Saran
Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan praktikum ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Seperti pada percobaan no. 9 dan 10 seharusnya tidak ada gelembung yang terbentuk dan tidak terjadi nyala. Tetapi, pada percobaan kami terbentuk banyak gelembung dan nyala api besar. Hal ini terjadi karena es sudah mencair sehingga data yang diperoleh tidak akurat.




















DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Reaksi Redoks dan Elektrokimia