Kamis, 08 September 2016

Laporan Praktikum Kontraksi Otot Pada Katak

I.              JUDUL PRAKTIKUM      :       KONSTRAKSI OTOT PADA KATAK

II.           TUJUAN PRAKTIKUM   :
a.       Mengamati kontraksi pada otot gastrocnemius katak.
b.      Memahami mekanisme kontraksi otot.
c.       Mengetahui pengaruh pemberian rangsang terhadap kontraksi otot katak.

III.        DASAR TEORI
Katak merupakan hewan vertebrata yang tergolong Class Amphibia, maka dari itu, katak memiliki rangka dalam (endoskeleton). Katak adalah pelompat yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat.
Otot dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan pendukung utama gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang (relaksasi). Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek. Ketika otot skelet (rangka) berkontraksi, akan terjadi hubungan antara aktin dan miosin oleh troponin dan tropomiosin. Aktin dan mosin akan bergerak sehingga jarak aktin dan miosin menjadi rapat, sehingga otot memendek. Untuk melakukan itu otot memerlukan energi yang bersumber dari ATP dan Kreatin Phospat.

IV.        ALAT DAN BAHAN

No.
Nama
Gambar
Kegunaan
1.
Katak



Sebagai bahan percobaan.
2.
Statif


Sebagai alat untuk mengamati otot betis katak.
3.
Pipet



Untuk mengambil larutan oralit atau NaCl 2%
4.
Batu baterai


Sebagai sumber arus listrik.
5.
Stopwatch



Untuk menghitung waktu kontraksi otot.
6.
Larutan NaCl 2% atau oralit

Sebagai larutan yang akan ditetesi agar otot ktak tidak kering.
7.
Kabel listrik



Untuk mengalirkan arus listrik.
8.
Benang



Untuk mengikat otot betis katak.
9.
Papan paraffin



Sebagai tempat pengamatan.
10.
Alat bedah
Untuk menguliti dan me
mbedah katak.

V.          LANGKAH KERJA

No.
Cara kerja
Foto Pengamatan
1.
Buatlah larutan oralit


2.
Taruhlah katak pada tempat bedah, lalu keempat kakinya ditusuk dengan jarum.


3.
Biuslah katak dengan


4.
Kuliti/kelupas paha katak, kemudian ambil otot betis katak yang lengkap dengan origo dan insersionya.


5.
Kedua ujung otot diikat dengan benang kemudian gantung pada statif seperti gambar.


6.
Tetesi otot dengan larutan NaCl atau oralit agar otot tidak kering.


7.
Nyalakan arus listrik atau ujung kabel satu dihubungkan dengan ujung otot origo dan ujung kabel lain dihubungkan dengan ujung otot insersio.


8.
Amati apa yang terjadi pada otot katak. (pengamatan juga dapat dilakukan pada otot betis katak yang belum dilepaskan)


9.
Terus hubungkan dengan arus listrik setiap 30 detik selama 5 menit.


10.
Catatlah apa yang terjadi, kemudian diskusikan dengan teman-temanmu dan buatlah laporan.



VI.        DATA HASIL PENGAMATAN
Respon kontraksi otot selama 5 menit  dengan arus listrik setiap 30 detik.
Interval
Respon kontraksi otot pada rangsangan ke :
1
2
3
4
5
5 menit
+++
++
+
+
+

Keterangan :
+++ Kontraksi Kuat
++ Kontraksi Sedang
+   Kontraksi lemah

VII.     PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H. Zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap. Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Bagian miofibril yang terletak antara dua garis Z disebut sarkomer. Jika otot lurik berkontraksi, maka pita I menyempit dan zone H dapat hilang karena garis Z saling mendekat. Derajat penyempitan pita I tergantung pada kekuatan kontraksi.


Berdasarkan penjelasan diatas, filamen halus dan kasar tidak mngalami perubahan panjang selama kontraksi otot. Namun, justru filamen halus (aktin) dan filamen kasar (miosin) saling bergabung membentuk aktomiosin dan menggeser satu dengan yang lain secara longitudinal sehingga panjang daerah filamen halus dan kasar yang tumpang tindih bertambah besar.
Pada waktu istirahat, tidak ada interaksi antara filamen-filamen, karena tempat aktif pada filamen aktin tempat kepala miosin dapat terikat diblokir oleh tropomiosin. Jika sebuah serabut otot dirangsang (impuls saraf sampai pada ujung suatu neuron), asetilkolin dilepaskan oleh ujung neuron yang menyebabkan ion Ca++ dilepaskan dan bersenyawa dengan troponin dan mengubah konfigurasinya. Hal ini, menyebabkan serat otot kepala miosin mengikat diri di tempat aktif filamen aktin menggantikan tropomiosin yang memblokade tempat aktif tersebut.
ATP (adenosin trifosfat) adalah sumber energi yang dipakai dalam roses kontarksi otot dengan bantuan enzim ATPase. Pada saat kontraksi, ATP menempel pada miosin untuk menyediakan energi yang diperlukan untuk menarik filamen aktin. Reaksi kimianya digambarkan sebagai berikut.

Fosfokreatin merupakan produk cadangan otot yang terlibat dalam pengubahan ADP (adenonin difosfat) menjadi ATP. ADP dihasilkan dari pemecahan ATP untuk melepaskan energi. Fosfokreatin bersama dengan ADP beregenerasi menjadi ATP, seperti terlihat pada reaksi berikut.


Jika otot bekerja keras dalam waktu yang lama maka otot akan kekurangan untuk mengoksidasi glukosa dan asam lemak. Energi akan diperoleh melalui reaksi anaerob yang menghasilkan asam laktat dan energi itu sendiri.
Jadi, dari penjelasan diatas dpat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Jika otot diberi rangsangan maka otot tersebut akan berkontraksi, lalu otot memendek.
2.      Jika otot tidak dirangsang :Tidak terjadi kontarksi pada otot, dan panjang otot tetap seperti semula.
3.      Jika otot dirangsang dengan selang waktu pendek : Otot yang baru saja berkontraksi dan memendek berangsur-angsur kembali memanjang atau kembali pada ukuran semula.

JAWABAN PERTANYAAN
1.      Ketika arus listrik dihubungkan, apa yang akan terjadi pada otot betis katak?
Jawaban :
Ketika arus listrik dihubungkan, otot betis katak akan bergetar atau berkontraksi karena arus listrik tersebut menjadi rangsangan untuk otot betis katak. Sama halnya dengan rangsangan yang diterima sel saraf manusia yang menyebabkan otot manusia dapat bergerak.

2.      Apa fungsi dari larutan NaCl 2% atau larutan oralit?
Jawaban:
Fungsi dari larutan NaCl 2% atau oralit adalah untuk menjaga agar otot betis katak tetap basah dan aktif sehingga kontraksi otot dapat terjadi. Selain itu juga larutan NaCl yang terdiri atas Na+ dan Cl- merupakan ion elektrik yang beperan dalam membentuk natrium kalium ATPase yang dapat menjadi sumber energi pada saat kontraksi dengan bantuan arus listrik dari baterai. Fungsi cairan NaCl dalam perawatan luka yaitu, untuk membersihkan luka, sebagai cairan infuse, untuk irigasi kulit dan untuk mengatur keseimbangan asam-basa.
3.      Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari kegiatan ini?
Jawaban :
Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu berkontraksi saat diberikan impuls dan menggerakkan rangka hingga kita mampu melakukan perpindahan. Otot bisa berkontraksi dikarenakan terdapat energi (ATP), gula, protein aksindan miosin, sertaenzim.

VIII.   KESIMPULAN
Otot dikenal juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai daging merupakan pendukung utama gerak tubuh dengan cara memendek (berkontraksi) dan memanjang (relaksasi). Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek. Apabila otot dirangsang (disetrum), maka akan terjadi kontraksi otot dimana otot akan bergerak (berkontraksi) dengan sendirinya.
Dalam mekanisme kontraksi otot diperlukan ATP (Adenosine Triphosphate) dan Kreatinphosphate untuk memperoleh energi, namun untuk membuat troponim C lancar mengatur tropomiosin diperlukan ion Ca2+ yang di distribusikan oleh saluran yang menghubungkan reticulum sarkoplasma dengan troponim C.
Keadaan otot betis katak tersebut akan bergerak/berkontraksi secara terus menerus jika arus listrik tersebut disambungkan terus menerus. Dan otot tersebut melekat pada rangka dan sendi.

IX.        DAFTAR PUSTAKA




Reaksi Redoks dan Elektrokimia