Sabtu, 13 Februari 2016

Laporan Ujian Praktek Biologi : Ekskresi

JUDUL      : (EKSKRESI) PEMERIKSAAN URIN
TUJUAN   : Untuk mengetahui pH urine dan adanya protein, gula, dan klorida dalam urine.

DASAR TEORI :
Urin atau air seni  adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinisasi. Pembentukan urin dalam ginjal terjadi dalam tiga proses, yakni filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan). Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin akan berbau amonia bila dibiarkan agak lama. pH urin berkisar antara 4,8 – 7,5. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem ekskresi antara lain :
·         Glukosaria : penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit glukosuria sering juga disebut dengan penyakit gula atau Kencing manis (Diabetes mellitus).
·         Hematuria : penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal
·         Albuminuria : penyakit yang ditujukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya yaitu karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.

ALAT DAN BAHAN
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pipet tetes
4.      Gelas ukur 100 cc
5.      Penjepit tabung
6.      Pembakar spiritus
7.      Korek api
8.      Kertas lakmus
9.      Urin
10.  Larutan AgNO3 5%
11.  Larutan biuret
12.  Larutan benedict (fehling A, B)


CARA KERJA :

A.    Mengukur pH
1.      Masukkan kertas indikator universal ke dalam urine dan amati perubahan warnanya.
2.      Cocokkan warnanya dengan standar pH
3.      Berapa pH urin dan apa artinya?
Ø  pH urin 7. Berarti urin normal.

B.     Mengenal Bau Amonia dari Hasil Penguraian Urea dalam Urine
1.      Masukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi, kemudian panaskan di atas nyala lampu spiritus.
2.      Bagaimanakah baunya?
Ø  Berbau amoniak atau bau pesing.

C.     Mengenal Kandungan Klor
1.      Masukkan 2 ml urine ke dalam tabung reaksi, tambahkan 5 tetes AgNO3 5%!
2.      Apakah yang terjadi dan apa baunya?
Ø  Urin berubah menjadi putih dan terdapat sedikit endapan. Berarti urin mengandung klor (Cl).

D.    Uji Glukosa
1.      Isilah tabung reaksi dengan 1 ml urine, kemudian tambahkan 5 tetes larutan benedict, lalu panaskan pada lampu spiritus.
2.      Amati apakah yang terjadi? Jelaskan!
Ø  Urin berubah warna menjadi coklat muda. hal itu berarti urin tidak mengandung glukosa dan urin tergolong normal.

E.     Uji Protein
1.      Isilah tabung reaksi dengan 1 ml urin, kemudain tambahkan 5 tetes larutan biuret.
2.      Amati perubahan yang terjadi!

TABEL HASIL PENGAMATAN

No.
Nama Kegiatan
Hasil Pengamatan
1.
Mengukur pH
pH urin 7
2.
Mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urin
Urin berbau amonia (bau pesing)
3.
Mengenal kandungan klor (Perubahan setelah ditetesi AgNO3)
Urin yang semula berwarna kuning berubah menjadi putih keruh. Pada dasar tabung reaksi juga terdapat endapan tipis.
4.
Uji Glukosa (Perubahan setelah ditetesi benedict)
Warna urin coklat muda, maka di dalam urin tidak mengandung glukosa.
5.
Uji Protein (Perubahan setelah ditetesi biuret)
Seteleh dibiarkan selama 5 menit, tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu pada urin, maka urine tersebut tidak mengandung protein.

HASIL PEMBAHASAN
Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah air, garam, urea, empedu, dan ion-ion elektrolit seperti Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg.
pH Urin Normal
Urin normal memiliki kisaran pH antara 5-7 sehingga bisa disebut sedikit asam. Hal ini bergantung pada konsumsi. Urin lebih asam jika banyak mengkonsumsi protein, sebaliknya bagi vegetarian urin akan bersifat basa. Untuk mengukurnya bisa digunakan kertas indikator universal dan mencocokkannya dengan warna standar pH. Apabila pH urine dibawah 6 maka urine tersebut tergolong tidak normal atau dehidrasi (kekurangan air) dan sebaliknya, jika pH urine diatas 6 maka urine tersebut tergolong normal atau bebas dari dehidrasi.

Bau pada Urin
Jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea. Inilah yang sering kita sebut bau pesing.

Kandungan Klor pada Urin
Untuk mengetahui kandungan klor pada urin, dilakukan dengan cara meneteskan AgNO3. Pada urin normal, setelah ditetesi AgNO3, urin yang semula berwarna kuning berubah menjadi putih keruh. Pada dasar tabung reaksi juga terdapat endapan tipis. Sehingga dapat dikatakan urin mengandung klorida dan masih termasuk dalam jumlah normal. Namun, apabila dalam urin terdapat endapan putih yang berlebihan maka, orang yang memiliki urin tersebut dapat didiagnosa memiliki penyakit batu ginjal.

Kandungan Glukosa pada Urin
Pada urin normal, seharusnya dalam urin tidak lagi ada glukosa karena glukosa sudah diserap kembali pada proses reabsorpsi. Jika ada maka inilah indikator penderita diabetes melitus. Ada tidaknya glukosa dapat diuji dengan menambahkan benedict pada urin. Kemudian memanaskannya. Pada percobaan yang telah dilakukan, urin yang semula berwarna kuning, setelah dipanaskan tidak mengalami perubahan warna. Hal itu berarti urin tersebut tidak mengandung glukosa. Akan tetapi, apabila setelah dipanaskan, terdapat endapan berwarna merah bata, maka pemilik urin terdiagnosa penyakit diabetes mellitus.

Kandungan Protein pada Urin
Pada urin normal, seharusnya tidak ada protein. Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam urin, dilakukan denga cara meneteskan larutan biuret. Apabila pada urin tersebut tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka didalam urine tersebut tidak mengandung protein. Sebaliknya apabila terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka didalam urine tersebut mengandung protein, hal ini menunjukan bahwa orang yang memiliki urine tersebut menderita penyakit Albuminuria.

JAWABAN PERTANYAAN :
1.      Apa yang menyebabkan jika di dalam urin mengandung glukosa maupun protein?
Jawab : urin dapat mengandung glukosa maupun urin karena terjadi gangguan pada sistem ekskresi. Mengandung glukosa karena gangguan pada proses reabsorpsi karena seharusnya pada proses itu glukosa diserap kembali. Mengandung protein karena gangguan pada proses filtrasi karena seharusnya protein tidak bisa melewati glomelurus karena molekul protein yang besar.
2.      Apa saja yang terkandung didalam urin orang yang sehat?
Jawab : urin orang yang sehat mengandung air, garam, urea, empedu, dan ion-ion elektrolit seperti Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg.
3.      Sebutkan 4 gangguan yang terjadi pada ginjal!
Jawab : glukosaria, albuminuria, hematuria, dan batu ginjal.

KESIMPULAN
Dari beberapa kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Urine dapat digunakan sebagai indikator, apakah ginjal kita dapat berfungsi dengan baik atau ginjal kita sedang mengalami kerusakan.
2.      pH urine normal berkisar antara 5-8.
3.      Urin yang normal akan berbau amoniak karena bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin menghasilkan bau yang khas.
4.      Pada urin normal, setelah ditetesi AgNO3, urin yang semula berwarna kuning berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih tipis di dasar tabung. Hal ini membuktikan bahwa terdapat klor pada urin.
5.      Urin normal tidak berubah warna pada saat ditetesi dengan benedict dan dipanaskan. Jika urin berubah warna menjadi merah bata, maka urin mengandung glukosa.
6.      Apabila tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka didalam urine tersebut tidak mengandung protein. Sebaliknya apabila terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka didalam urine tersebut mengandung protein, hal ini menunjukan bahwa orang yang memiliki urine tersebut menderita penyakit Albuminuria.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Reaksi Redoks dan Elektrokimia