Kamis, 08 September 2016

Majas

Jenis-Jenis Majas
Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, ada pengertian lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang lebih imajinatif.
Gaya bahasa yang baik dan menarik tentunya akan membuat setiap pembacanya merasa tertarik.
Jadi dalam membuat sebuah puisi ataupun cerita, salah satu hal utama yang menjadi faktor penilaian pembaca adalah gaya bahasanya alias majas yang digunakannya.
Macam-Macam Majas
Secara garis besar, majas dapat dibedakan menjadi empat golongan atau kelompok. Dan dari empat macam-macam majas tersebut, masing-masing mempunyai turunan dan jenis kategori yakni sebagai berikut :
a.       Majas Perbandingan
b.      Majas Pertentangan
c.       Majas Sindiran
d.      Majas Penegasan


A.    Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

1)       Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Berikut ini contoh majas asosiasi :
·      Semangatnya keras bagaikan baja.
·      Mukanya pucat bagai mayat.
·      Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
2)      Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut ini.
·         Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
·         Jonathan adalah bintang kelas dunia.
·         Dia dianggap anak emas majikannya.


3)      Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
·         Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
·         Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
·         Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
4)      Alegori
Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
·      Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi.
·      Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
5)      Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
·      Ia terkenal sebagai buaya darat.
·      Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
·      Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
6)      Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
·      Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
·      Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
·      Ayah pulang dari luar negeri naik garuda. (maksudnya pesawat)
7)      Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdok terdiri atas dua bentuk berikut.
a)   Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
·      Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
·      Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b)   Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
·      Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
·      Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.
8)      Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh: 
·      Kau umpama air aku bagai minyaknya.
·      Bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
9)      Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
·      Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
·      Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)
10)  Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
·      Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
·      Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
·      Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)


B.     Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1)   Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·         Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
·         Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
2)   Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh:
·         Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
·         Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
3)   Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
·     Suaranya menggelegar membelah angkasa.
·     Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4)   Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
·         Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
·         Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?
5)   Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
·      Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
·      Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.
6)      Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
·      Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
·      Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
·      Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.


C.    Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1)      Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
·      Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
·      Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2)      Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
·      Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
·      Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3)      Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
·      Cinta adalah pengertian
·      Cinta adalah kesetiaan
·      Cinta adalah rela berkorban
4)      Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
·      Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
·      Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
5)      Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
·      Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.
·      Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak untuk mengurusi hal pribadi seseorang.
6)      Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh :
·      Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
·      Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.
7)      Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
·      Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
·      Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan?


D.    Majas Sindiran
Majas sindiran ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
1)      Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang.
Contoh:
·      Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu pulang malam.
·      Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.
2)      Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung kepada orang lain
Contoh :
·      Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar seperti dirimu.
·      Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.
3)      Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
·      Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
·      Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Reaksi Redoks dan Elektrokimia